Penyakit rabies atau yang sering disebut juga anjing gila merupakan penyakit zoonosis (penyakit hewan yang dapat menular ke manusia). Penyakit ini disebabkan oleh virus dari genus Lyssavirus, family Rhabdoviridae.
Cara Penularannya Melalui:
- Luka gigitan hewan penderita rabies.
- Luka yang terkena/terkontaminasi air liur penderita rabies.
- Infeksi vaksin rabies masih mengandung virus yang belum mati.
- Meskipun sangat jarang terjadi, rabies bisa ditularkan melalui penghirupan udara yang tercemar oleh hewan penderita rabies.
Virus ini akan menyerang susunan syaraf pusat atau Central Nervous System (CNS). Berdasarkan patogenesisnya, virus rabies ini menjalar dan merambat dari susunan syaraf perifer (tempat luka gigitan) menuju CNS. Virus rabies berada dalam air liur hewan penderita beberapa hari sebelum menunjukkan gejala-gejala klinis dengan variasi antara 1-13 hari. Gejala hewan yang terinfeksi bisa mengalami rabies buas atau rabies jinak dan asystomatis.
Gejala Terjangkit Rabies:
- Demam,
- Nyeri otot,
- Sakit kepala.
- Bila kuman rabies sudah menyerang bagian otak maka akan menyebabkan rasa gelisah, kejang, paralisis/kelemahan otot otot, koma dan terakhir adalah kematian.
Penanganan terbaik setelah digigit anjing, tentunya adalah segera ke dokter setelah mengalami gigitan. Hal ini dimaksudkan agar bisa segera mendapatkan vaksinasi rabies.
Hewan Yang Bisa Menularkan Rabies:
- Anjing (tersangka utama)
- Kucing
- Kera
- Kalelawar (kalong)
- Rakun
- Sigung
- Rubah
Pencegahan yang sebaiknya dilakukan adalah menghindari kontak secara langsung dengan hewan-hewan yang berpotensi menularkan rabies. Karena kita tidak pernah tahu asal-usul binatang tersebut.